Tuesday 27 October 2015

Begini Cara Mengelola Hati, Saat Menghadapi Musibah




komentar | baca - tulis komentar


menangis1

Sahabat Muslimah, cobaan hidup dan musibah sebenarnya bukan hal yang istimewa dalam kehidupan manusia. Karena perjalanan kehidupan itu selalu beriringan. Kebahagiaan selalu beriringan dengan cobaan, penderitaan bahkan musibah. Juga kegagalan, selalu ada upah manis berupa keberhasilan, saat manusia tak henti untuk berusaha.

Manusia membutuhkan kemampuan mengelola dan menata hati untuk tegar dalam menghadapi apapun yang terjadi didepan mata, jika ingin survive dalam kehidupan. Kemampuan ini terkadang bukan didapat secara alamiah, namun dari pembelajaran, pengalaman, banyak membaca buku dan mencari informasi, banyak diskusi dengan teman, membaca kisah-kisah inspiratif, menjadi relawan dan masih banyak lainnya yang akhirnya akan mengajarkannya menjadi manusia yang tak gagap menghadapi cobaan hidup, musibah atau bencana.

Dalam surat al An’am ayat 125 mensarikan jika manusia menginginkan hidayah, maka Allah akan melapangkan dadanya. Dan siapapun yang menghendaki sesat, maka membuat sesak dadanya. Hal ini menandakan akan sesak dan lapang dada kita tergantung bagaimana kita yang mengelolanya jika memang manusia selalu ingin hidayah Allah. Semuanya adalah pilihan manusia. Lapang hati adalah suatu keadaan dimana manusia menerima apapun keadaan yang digariskan Allah kepadanya setelah berusaha keras untuk menggapai atau mengusahakan sesuatu agar dalam keadaan baik.

Sikap hidup yang selalu dihiasi dengan rasa syukur dan jauh dari menggerutu dan rasa stress dari para petani misalnya dalam menekuni pekerjaannya meski hasilnya terkadang kurang memuaskan atau malah gagal panen sekalipun, bisa mengajarkan pada kita bagaimana cara mengelola hati dan berlapang dada.
Hal ini akan lebih baik daripada selalu berkejaran dengan waktu atas tuntutan pekerjaan walau memperoleh uang yang lebih banyak, namun tak pandai mengelola jiwanya.

Dan dari akibat tuntutan pekerjaan yang begitu keras, dan manusia tak bisa kendalikan emosinya maka tak jarang akan saling menjegal antar teman, tega mencari uang tak halal untuk memberi makan keluarganya hingga membuat pikiran dan jiwa menjadi tegang dan lelah. Hingga tak jarang perasaan depresi dan penyakit fisik dan psikis senantiasa menghampiri.

Menjadi manusia seutuhnya untuk selalu mengabdi kepada Allah, menjadikan seorang hamba berupaya untuk hidup secara lurus. Dengan bekal selalu bergantung pada Allah, manusia akan senantiasa berupaya menata hati dan emosinya sesuai dengan tuntunan Agama. Hingga pada saat manusia mengalami kejadian tidak menyenangkan, atau semisal musibah, ia akan tampil sebagai manusia yang sabar, tegar dan tidak gagap menyambut musibah yang menghampiri.

Musibah sebenarnya merupakan keniscayaan hidup. Seseorangpun tak akan lolos dari hal itu jika Allah sudah menghendaki terjadi. Namun, Allah juga menyiapkan penggantinya, dengan mengajarkan manusia bagaimana menyikapi musibah, salah satu hal yang sederhana adalah dengan cara mengambil pelajar, melihat dari sisi positifnya.

Situasi deadly emotion yakni situasi terpuruk, terburuk atau depressi tak selalu membelenggu manusia jika bersiap untuk menghadapi semuanya. Bersiap dengan belajar menggantungkan diri hanya kepada Allah, banyak melakukan sedekah merasakan penderitaan sesama, rajin berdzikir dan tak pernah meninggalkan shalat, belajar bersikap legowo saat kekalahan, ketidak berhasilan atau hasil buruk diterima. Namun jika yang terjadi sebaliknya selalu uring-uringan, marah, menyalahkan orang lain dan yang terparah menyalahkan Allah saat musibah terjadi, maka jangan heran tingkat stressnya akan tinggi dan mudah depressi dan move on-nya akan lama.

Pernahkah kita mengamati sesaat manusia tertimpa musibah? Ibrah apa yang bisa dipetik? Banyak diantara mereka yang sabar dan tawakal, lebih cepat menata kehidupannya. Dari rumahnya hilang tersapu banjir atau kena gempa dahsyat, malah bisa membangun rumah yang lebih bagus dari yang dulu ia tinggali. Atau saat kehilangan pekerjaan, ia akan memperoleh pekerjaan atau membuat pekerjaan sendiri yang lebih baik dan maju dari yang sebelumnya.

Kemampuan mengelola hati saat terjadinya musibah memang sangat diperlukan untuk segera bangkit. Yakinlah dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, dibalik musibah pasti ada hikmah terbesar untuk manusia. Untuk yang sabar dan tawakal, menjadikannya bisa cepat bangkit dari keterpurukan dan campur tangan Allah-lah yang akhirnya akan menjawabnya sebagai upah termanis bagi orang yang mencintaiNya.



Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...