Friday 9 October 2015

Habis Dijewer Guru, Bocah SD Ini Tewas!




komentar | baca - tulis komentar

mati dijewer





Nasib seorang guru bak pisau bermata dua alias serba salah. Terlalu lembut, anak didik kurang ajar, ketika bertindak tegas, dituding melanggar Hak Asasi Manusia.

Maksud hati ingin memberi efek jera terhadap siswanya yang bandel dengan cara menjewer, Tapi jeweran itu malah berbuah petaka.

Nasib naas dialami Nasra, siswa yang masih duduk di kelas II SD Inpres Dusun Pamandongan, Desa Salajangki, Kecamatan Bontonompo Selatan, Kabupaten Gowa, ini sakit dan meninggal setelah dijewer oleh seorang guru di sekolahnya.

Dikutip dari laman Tribun, menurut cerita yang beredar ternyata Nasra memiliki penyakit obesitas atau kegemukan, di mana penyakit dengan berat badan yang berlebihan itu identik dengan lemah jantung.

dijewer guruSource:http://assets.kompasiana.com/statics/crawl/552c5e146ea834307b8b4569.jpeg


Salah satu keluarga Nasra yang ditemui dirumah duka menjelaskan sebelum sakit Nasra sempat dijewer oleh gurunya bernama Husnaina saat di sekolah.

“Anak ini kan jantungan, jadi mungkin kaget dengan tindakan gurunya yang menjewer sehingga jatuh sakit dan meninggal,” ujar paman korban yang tidak ingin disebut namanya.

Berita ini ramai mencuat ke media masa setelah dua hari pasca kematian nya. Keluarga korban ketika ditemui sempat tidak ingin berkomentar banyak terkait permasalahan tersebut.

Mereka mengaku, sudah mengikhlaskan kepergian Nasra. Kasus ini sendiri tidak bergulir ke ranah hukum. Sebab orang tua dari siswa yang diduga dianiaya oknum guru tersebut mengaku ikhlas dan tidak akan mengambil langkah hukum dengan melaporkan guru tersebut ke pihak berwajib.

Pihak kepolisian pun juga tidak banyak berkomentar, sebab mereka tidak menerima laporan.
“Bukan dianiaya, salah itu infonya. Dia meninggal karena sakit. Laporannya juga tidak ada, karena keluarga tidak melaporkannya,” jelas Kasubag Humas Polres Gowa Ajun Komisaris Andryani Lilikay


Bagi guru, menjewer mungkin merupakan bentuk hukuman yang dapat menimbulkan efek jera. Dengan mengikuti paradigma lama, jeweran itu diharapkan anak didik akan berubah.


Orang tua sekarang, hanya ingin tau beres. Kalau anak sukses, hasil didikan guru diabaikan, tapi kalau anaknya bermasalah guru dituding macam-macam. Dulu ketika guru menghukum murid yang nakal dengan cara berdiri dengan satu kaki plus menjewer kuping sendiri selama beberapa menit, tak ada orang tua yang komplen aneh-aneh.


Yang jelas, komunikasi guru dan orang tua murid perlu diperbaiki. Mereka harus bertukar pikiran (sharing), mencari solusi terbaik bagaimana mendidik, demi kebaikan setiap anak.
Sepakati saja.


Hukuman mana yang tidak boleh dilakukan guru, seperti: hukuman dengan menjemur, berdiri atau berlutut di depan kelas, melempar penghapus atau penggaris, dijewer, menyentil, push up, dan membersihkan WC. Atau mengeluarkan kata-kata kasar, seperti bodoh, goblog, kurus, hitam, dan sebagainya.


Untungnya guru di Indonesia tak sampai seperti yang terjadi di Texas, AS, yang membolehkan para guru membawa pistol saat mengajar di ruangan kelas, dikarenakan adanya tekanan dan teror dari anak didiknya sendiri.




Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...