Vladimir Putin mulai bertugas sebagai pejabat presiden sementara pada tanggal 1 Januari 2000. Kemudian pada tanggal 26 Maret 2000 diadakan pemilihan presiden. Pada pemilihan presiden tersebut, Vladimir Putin mendapatkan 52,94 persen suara.
Ia kemudian dinobatkan sebagai Presiden Rusia secara resmi pada tanggal 7 Mei 2000. Presiden Rusia yang kedua ini memiliki keinginan untuk mengembalikan kejayaan Rusia seperti pada zaman Uni Soviet.
Ia mengganti lagu kebangsaan Rusia yang berjudul "Patriotiskaya Pesn" dengan lagu kebangsaan Uni Soviet "Gimn Sovetskogo Soyuza" yang diganti liriknya menjadi "Gimn Rossiyskaya Federatsiya".
Putin juga menahan pengusaha minyak Yukos Mikahil Khodorovsky dan menjual sahamnya, serta menasionalisasikan beberapa perusahaan asing.
Pada tahun 2004, ia terpilih kembali untuk masa jabatan yang kedua kali. Selain sibuk berbenah di dalam negeri, Rusia pun mulai memperhatikan masalah-masalah luar negeri. Seperti di Palestina, saat wilayah itu diisolasi oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya akibat kemenangan Hamas, Rusia justru mendekati dan merangkul Hamas.
Rusia juga menjalin hubungan erat dengan Iran yang merupakan rival Amerika sejak Revolusi Islam Iran tahun 1979 yang digerakkan Muslim Syi’ah sukses dengan gemilang.
Di negara (Iran) tersebut, Rusia membangun pusat tenaga nuklir pertama di Bushehr. Selain itu, pemerintah Rusia juga mulai mendekati negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam untuk bekerja sama di berbagai bidang.
Walaupun Uni Soviet sudah runtuh, Rusia di bawah pimpinan Putin (yang merupakan negara pecahan terbesar Uni Soviet) memang tidak bisa dianggap remeh oleh Blok Barat (yang terdiri dari Israel, Amerika, Uni Eropa, dan NATO).
Singkatnya, Putin adalah kebalikan 180 derajat dari Gorbachev yang mesra dengan Barat, dan karena itulah, Vladimir Putin kurang disukai Barat, terutama sekali saat ini, peran Rusia di Timur Tengah yang pro Negara-negara Muslim (Syi’ah) yang tidak mau tunduk dengan Barat (Amerika).
KOTAK KOMENTAR
|
ARTIKEL TERKAIT
Politik
- Jokowi Bikin Tertawa Kalangan Akademisi di Brookings Institution
- Bukti Sahih Jokowi Selalu Menjadi Korban Serangan
- Sosok yang Pengen Banget Kayak Soekarno
- Harus Tau! 7 Fakta Menarik Seputar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
- Mahkamah Saudi Setujui Hukuman Mati Tokoh Syiah Nimr al-Nimr
- Jika John F Kennedy dan Soekarno Masih Hidup, Freeport Tak Akan Pernah Ada di Bumi Papua!
- Meski Kejam, 5 Diktator Besar Ini Juga Bisa Menginspirasi
- Kisah Bung Karno Marahi Guntur karena Ngetrek di Kebayoran
- Bung Karno Bikin Bulu Kuduk Pemimpin Dunia Berdiri
- Mahmoud Ahmadinejad dan Spirit Husainiah
- Koalisi Kejahatan Imperialisme Israel dan Amerika
Tokoh
- Jokowi Bikin Tertawa Kalangan Akademisi di Brookings Institution
- Bukti Sahih Jokowi Selalu Menjadi Korban Serangan
- Sosok yang Pengen Banget Kayak Soekarno
- Mahkamah Saudi Setujui Hukuman Mati Tokoh Syiah Nimr al-Nimr
- Jasad Sahabat Nabi Muhammad Ditemui masih Berdarah Walau Sudah Lebih 1400 Tahun
- Jika John F Kennedy dan Soekarno Masih Hidup, Freeport Tak Akan Pernah Ada di Bumi Papua!
- Meski Kejam, 5 Diktator Besar Ini Juga Bisa Menginspirasi
- Kisah Bung Karno Marahi Guntur karena Ngetrek di Kebayoran
- Fitnah atas Jokowi Terbongkar, Ibu Cantik ini dibully
- Bung Karno Bikin Bulu Kuduk Pemimpin Dunia Berdiri
- Mahmoud Ahmadinejad dan Spirit Husainiah
No comments:
Post a Comment