Beberapa waktu terakhir, praktek poligami banyak menjadi perbincangan di masyarakat.
Poligami sendiri bukan merupakan barang baru yang beredar namun merupakan praktek yang memang banyak dilakukan di Indonesia.
Kata ‘Polygamy’ yang berasal dari bahasa Yunani memiliki pengertian pernikahan multipel atau dalam ilmu sosial antropologi berarti kehidupan pernikahan dengan lebih dari 1 pasangan dalam waktu bersamaan (simultan). Bentuk dari poligami sendiri terbagi tiga, yaitu:
Poligini: suatu situasi pernikahan dimana satu pria memiliki lebih dari satu istri. Merupakan bentuk poligami yang paling umum.
Poliandri: poliandri merupakan kehidupan pernikahan dimana seorang istri memiliki lebih dari satu suami. Tradisi poliandri ini dilakukan pada kaum nomaden di daerah Nepal Tibet, sebagian daerah China, dan sebagian daerah India Utara
Pernikahan Grup: pernikahan ini memiliki beberapa bentuk, diantaranya adalah dimana terdapat lebih dari satu pria dan lebih dari satu wanita dari satu unit keluarga berbagi tanggung jawab sebagai orangtua dari anak yang berasal dari pernikahan mereka tersebut.
Belakangan ini terdapat penelitian yang mengemukakan bahwasanya ada manfaat kesehatan dari poligami.
Yakni memperpanjang usia pria. Benarkah demikian? Berikut penjelasannya:
1. Perpanjang Umur
Penelitian yang dilakukan oleh Virpi Lummaa, seorang ahli ekologi Inggris dari Universitas Sheffield mempublikasikan penemuannya mengenai hubungan antara poligami dan umur panjang dalam pertemuan tahunan International Society for Behavioral Ecology di Ithaca, New York, Amerika Serikat.
Riset tersebut menyimpulkan bahwa langkah pria untuk melakukan praktek poligami atau beristri lebih dari satu dapat memanjangkan usia bagi pria yang melakukannya. Penelitian ini melibatkan lelaki berusia 60 tahun yang berasal dari 140 negara penganut poligami.
Riset tersebut membuktikan bahwa usia rata-rata pria yang melakukan poligami lebih panjang 12 persen dibandingkan para pria yang tinggal di 49 negara yang terkenal menganut monogami.
Lummaa menjelaskan bahwa pria yang berpoligami masih memiliki kualitas alat reproduksi yang baik bahkan sampai berusia 80 tahun. Hal inilah yang diperkirakan memperpanjang usia pria tersebut.
Pria poligami akan lebih panjang umur berkaitan dengan faktor sosial dan genetika.
Pria tersebut akan terus berjuang menghidupi anak-anak dan istrinya sehingga kemungkinan ia akan lebih baik dalam menjaga kesehatannya.
Peneliti juga mengatakan bahwa suami yang memiliki istri banyak, yang bisa mengurus dirinya lebih baik, tentu akan memiliki kesehatan yang lebih baik. Mereka akan lebih bahagia karena memiliki banyak anak dan kehidupan seksnya sangat terjamin.
“Kebutuhan seksual yang terpenuhi akan membuat kesuburan tetap terjaga meski sudah berusia separuh baya. Kesuburan tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi hormon dan mengatur metabolisme tubuh. Kesuburuan berbanding lurus dengan kinerja hormon dan akan membuat pria semakin sehat,” jelas Lummaa.
Bagi pria, poligami memang dapat membawa efek baik untuk kesehatan namun sayangnya efek tersebut tidak bekerja sama baiknya untuk wanita.
Meskipun beberapa studi menyebutkan bahwa poligami membawa efek baik untuk istri, namun lebih banyak studi yang menunjukkan bahwa istri yang dipoligami cenderung lebih stres dan depresi karena perasaan cemburu.
Penelitian yang dilakukan oleh Virpi Lummaa, seorang ahli ekologi Inggris dari Universitas Sheffield mempublikasikan penemuannya mengenai hubungan antara poligami dan umur panjang dalam pertemuan tahunan International Society for Behavioral Ecology di Ithaca, New York, Amerika Serikat.
Riset tersebut menyimpulkan bahwa langkah pria untuk melakukan praktek poligami atau beristri lebih dari satu dapat memanjangkan usia bagi pria yang melakukannya. Penelitian ini melibatkan lelaki berusia 60 tahun yang berasal dari 140 negara penganut poligami.
Riset tersebut membuktikan bahwa usia rata-rata pria yang melakukan poligami lebih panjang 12 persen dibandingkan para pria yang tinggal di 49 negara yang terkenal menganut monogami.
Lummaa menjelaskan bahwa pria yang berpoligami masih memiliki kualitas alat reproduksi yang baik bahkan sampai berusia 80 tahun. Hal inilah yang diperkirakan memperpanjang usia pria tersebut.
Pria poligami akan lebih panjang umur berkaitan dengan faktor sosial dan genetika.
Pria tersebut akan terus berjuang menghidupi anak-anak dan istrinya sehingga kemungkinan ia akan lebih baik dalam menjaga kesehatannya.
Peneliti juga mengatakan bahwa suami yang memiliki istri banyak, yang bisa mengurus dirinya lebih baik, tentu akan memiliki kesehatan yang lebih baik. Mereka akan lebih bahagia karena memiliki banyak anak dan kehidupan seksnya sangat terjamin.
“Kebutuhan seksual yang terpenuhi akan membuat kesuburan tetap terjaga meski sudah berusia separuh baya. Kesuburan tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi hormon dan mengatur metabolisme tubuh. Kesuburuan berbanding lurus dengan kinerja hormon dan akan membuat pria semakin sehat,” jelas Lummaa.
Bagi pria, poligami memang dapat membawa efek baik untuk kesehatan namun sayangnya efek tersebut tidak bekerja sama baiknya untuk wanita.
Meskipun beberapa studi menyebutkan bahwa poligami membawa efek baik untuk istri, namun lebih banyak studi yang menunjukkan bahwa istri yang dipoligami cenderung lebih stres dan depresi karena perasaan cemburu.
2. Ada Korban
Profesor Martha Bailer dan Bita Amani dari Queen’s University menyebutkan bahwa istri dan anak akan menjadi korban ketika seorang suami memilih jalan untuk berpoligami. Ketika seorang istri menjadi stres dan depresi, maka pola pengasuhan anaknya pun menjadi kacau.
Pada akhirnya, anak akan terkena dampak negatif dan turut menjadi korban. Anak dari keluarga yang berpoligami, menurut penelitian, berisiko mengalami trauma dan dikucilkan oleh teman-temannya dan akan lebih sulit dikontrol karena perhatian ayah mereka yang berkurang.
“Inti dari penelitian ini mengemukakan bahwa kemungkinan para pria poligami dapat lebih panjang umur hanya jika ia bisa memperhatikan dan memperlakukan semua istri dan anaknya dengan adil,” ujar Wilson, seorang antropolog dari Cornell University di Ithaca, New York. Lalu, adakah manfaatnya poligami untuk kesehatan? Berikut penjelasannya:
Profesor Martha Bailer dan Bita Amani dari Queen’s University menyebutkan bahwa istri dan anak akan menjadi korban ketika seorang suami memilih jalan untuk berpoligami. Ketika seorang istri menjadi stres dan depresi, maka pola pengasuhan anaknya pun menjadi kacau.
Pada akhirnya, anak akan terkena dampak negatif dan turut menjadi korban. Anak dari keluarga yang berpoligami, menurut penelitian, berisiko mengalami trauma dan dikucilkan oleh teman-temannya dan akan lebih sulit dikontrol karena perhatian ayah mereka yang berkurang.
“Inti dari penelitian ini mengemukakan bahwa kemungkinan para pria poligami dapat lebih panjang umur hanya jika ia bisa memperhatikan dan memperlakukan semua istri dan anaknya dengan adil,” ujar Wilson, seorang antropolog dari Cornell University di Ithaca, New York. Lalu, adakah manfaatnya poligami untuk kesehatan? Berikut penjelasannya:
3. Pilihan HidupTerlepas dari semua itu, poligami merupakan bentuk pernikahan yang memang merupakan pilihan hidup seseorang. Kehidupan pribadi dan keputusan untuk menjalankan poligami sendiri
akan berserah kepada masing-masing keluarga karena secara hukum di
Indonesia maupun secara agama (Islam), poligami bukan sesuatu yang
dilarang.
Namun memang tentunya baik faktor tanggung jawab, faktor kesehatan, dan faktor-faktor lainnya dapat menjadi salah satu pertimbangan sebelum seorang pria memutuskan untuk berpoligami.
Namun memang tentunya baik faktor tanggung jawab, faktor kesehatan, dan faktor-faktor lainnya dapat menjadi salah satu pertimbangan sebelum seorang pria memutuskan untuk berpoligami.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment