Thursday 22 October 2015

Cerita kepala dusun & warga cabuli siswi SMP yang tepergok mesum




komentar | baca - tulis komentar

Cerita kepala dusun & warga cabuli siswi SMP yang tepergok mesum

Sepasang kekasih asal Banyuasin tepergok mesum oleh lima warga di sebuah pondok di dekat desa mereka di Jalur I, Pulau Rimau, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Peristiwa itu terjadi pada malam takbiran sebelum hari raya Idul Fitri beberapa bulan lalu. Salah satu warga ikut menggerebek merupakan kepala dusun setempat berinisial RE.

Melati (15) dan pacarnya yang masih duduk di bangku SMP itu kaget bukan main saat aksinya dipergoki. Mereka takut jika perbuatannya dilaporkan ke polisi dan orangtua masing-masing.

Bukannya memberi pelajaran, keadaan itu malah dimanfaatkan sang kepala dusun memeras keduanya, dengan meminta barang berharga milik korban. Kemudian korban memberikan perhiasan emas dan uang sebesar Rp 800 ribu kepada RE.

Tak hanya itu, kepala dusun juga memaksa keduanya melepaskan pakaian hingga bugil dan direkam melalui telepon seluler. RE lantas melakukan pelecehan seksual terhadap korban yang masih berusia 15 tahun itu, dengan cara meremas kemaluannya hingga beberapa kali. Jika tidak dituruti, dia mengancam akan menyebarluaskan video bugil direkamnya.

Beberapa bulan berlalu setelah peristiwa itu terjadi, ternyata 5 warga termasuk sang kepala dusun, kembali mencabuli Melati. Saat ada gelar pesta rakyat di Jalur I, Pulau Rimau, Banyuasin, Sumsel, malam lalu, para pelaku mendatangi korban untuk meminta jatah.

Karena takut video miliknya akan tersebar, korban terpaksa menuruti perlakuan seksual oleh para pelaku. Mereka dengan buas meremas-remas kemaluan korban secara bergantian. Korban juga diminta secara paksa menyerahkan sejumlah uang.

Kesal selalu diancam dan diperas, korban akhirnya melaporkan kejadian yang dialaminya tersebut kepada orangtuanya. Mereka segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Pulau Rimau.

Kapolsek Pulau Rimau, Banyuasin, Iptu Hendri mengungkapkan, dari laporan korban, pemerasan terhadap dirinya dilakukan sebanyak dua kali, termasuk pelecehan seksual. Pihaknya sudah memboyong dua pelaku, salah satunya sang kepala dusun, RE.

"Statusnya masih saksi. Belum jadi tersangka," ungkap Hendri,.
Sayangnya menurut Hendri, kasus dilaporkan pihak keluarga korban hanya soal pemerasan, bukan perkosaan atau pencabulan.

"Soal pemerasannya yang dilaporkan," pungkasnya.


Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...