Rihat (28) melahirkan di tepi jalan Gang Songsi 3 RT 04 / RW 06 Tanah Sereal,Dia tetap bersyukur karena dia dan bayinya selamat dan sehat walau pun melahirkan ditolong warga tanpa adanya peralatan medis dan dokter. Usai melahirkan, warga pun membawanya ke Puskesmas Tambora, Jakarta Barat. Namun sangat ironis nasib Rihat kini.
Suaminya yakni Ridwan (35) tak dapat membawa istri tercinta dan buah hatinya pulang ke rumah.
Pria yang berprofesi sebagai tukang sablon ini terkendala biaya untuk membayar segala adminitrasi di Puskesmas. "Puskesmas minta Rp. 300.000, tapi saya belum punya uang. Katanya, kalau belum bayar juga bayinya masih ditahan," .
Ia mengaku tak memiliki BPJS. Untuk saat ini orderan sablonan miliknya pun sedang sepi.
"Saya dari kampung, enggak punya BPJS. Saya dari Bogor, di
Jakarta ngontrak. Lagi sepi ini kerjaan, masih cari duit untuk nebus
anak dan istri saya," ucapnya. Saat ini Ridwan sedang berusaha
mendapatkan uang Rp. 300.000 demi membayar adminitrasi di Puskesmas.
Menurutnya jika sudah dapat uang, pada esok hari, Sabtu (15/8/2015),
dirinya akan membawa pulang istri dan anak keduanya itu.
"Sekarang , agi cari uang nih ke saudara dan teman-teman. Kalau sudah dapat, besok jam 8 pagi saya ke Puskesmas," kata Ridwan.
Warta Kota pun menyambagi Puskesmas Tambora guna memperoleh informasi. Menurut Herman, petugas Puskesmas Tambora, Rihat sudah pulang ke kediamannya pada Jumat (14/8/2015).
"Tadi sudah pulang jam 11 siang ke rumahnya, sudah tidak ada lagi di Puskesmas," ungkap Herman kepada Warta Kota pada Jumat (14/8/2015). (Andika Panduwinata)
"Sekarang , agi cari uang nih ke saudara dan teman-teman. Kalau sudah dapat, besok jam 8 pagi saya ke Puskesmas," kata Ridwan.
Warta Kota pun menyambagi Puskesmas Tambora guna memperoleh informasi. Menurut Herman, petugas Puskesmas Tambora, Rihat sudah pulang ke kediamannya pada Jumat (14/8/2015).
"Tadi sudah pulang jam 11 siang ke rumahnya, sudah tidak ada lagi di Puskesmas," ungkap Herman kepada Warta Kota pada Jumat (14/8/2015). (Andika Panduwinata)
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment