Agus, seorang residivis kasus narkoba yang jadi salah satu terduga pelaku, punya gelagat aneh di hari PNF ditemukan meninggal. Polisi meringkus Agus pada Minggu (4/10/2015). Kemudian, sampai Rabu (7/10/2015), Agus belum juga pulang ke rumahnya. Supartini (58), tetangga yang rumahnya persis berada disamping bedeng tempat Agus tinggal, menceritakan gelagat Agus sepanjang hari.
Di mana PNF dibunuh dan ditemukan terbungkus kardus di Kampung Belakang, Kelurahan Kamal, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.Atau sekitar 5 kilometer dari rumah PNF di Kelurahan Kalideres, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.
Pagi hari itu, kata Supartini, dia masih sempat bertemu Agus pukul 08.00. Agus Belum Pulang Usai Dibawa Polisi 3 Hari Lalu. Hari itu, Agus memang menutup warungnya seperti pekan-pekan sebelumnya.
"Agus itu memang sudah menetapkan hari Jumat dia selalu tutup warung. Dan memang begitu setiap pekan," ucap Supartini. Supartini ingat betul, pukul 08.00 itu Agus keluar naik sepeda motor. Tapi setelah itu Supartini tak tahu Agus pulang lagi atau tidak.
Sebab, dia kemudian tidur, lalu, baru bangun pukul 16.00. Saat itulah, Supartini pergi ke halaman belakang rumahnya yang bersebelahan dengan halaman belakang bedeng Agus. Mereka bisa saling lihat sebab hanya dibatasi pagar bambu. "Nah, saat saya bangun dan pergi ke halaman belakang itu, ternyata Agus lagi mencuci baju," ucap Supartini. Lalu Agus juga menyapa Supartini.
"Agus itu memang sudah menetapkan hari Jumat dia selalu tutup warung. Dan memang begitu setiap pekan," ucap Supartini. Supartini ingat betul, pukul 08.00 itu Agus keluar naik sepeda motor. Tapi setelah itu Supartini tak tahu Agus pulang lagi atau tidak.
Sebab, dia kemudian tidur, lalu, baru bangun pukul 16.00. Saat itulah, Supartini pergi ke halaman belakang rumahnya yang bersebelahan dengan halaman belakang bedeng Agus. Mereka bisa saling lihat sebab hanya dibatasi pagar bambu. "Nah, saat saya bangun dan pergi ke halaman belakang itu, ternyata Agus lagi mencuci baju," ucap Supartini. Lalu Agus juga menyapa Supartini.
"Dia bilang ke saya, wah baru bangun nih," kata Supartini. Setelah itu, barulah sekitar pukul 18.00, Supartini melihat kebiasaan Agus yang agak berbeda.
Bakar Kardus
Dia kelihatan membakar kardus-kardus. Supartini mengaku agak aneh, sebab biasanya Agus menjual kardus-kardus miliknya. Apabila Supartini benar melihat Agus membakar kardus pukul 18.00, maka ini tak bisa menunjuk Agus sebagai pelakunya. Sebab apabila jam di kamera CCTV milik warga dimana jenazah PNF ditemukan benar pengaturan waktunya, maka ini bertolak belakang. Sebab kamera CCTV itu merekam orang terduga pembuang jenazah PNF datang membawa kardus yang diduga berisi PNF pukul 18.04.
Bakar Kardus
Dia kelihatan membakar kardus-kardus. Supartini mengaku agak aneh, sebab biasanya Agus menjual kardus-kardus miliknya. Apabila Supartini benar melihat Agus membakar kardus pukul 18.00, maka ini tak bisa menunjuk Agus sebagai pelakunya. Sebab apabila jam di kamera CCTV milik warga dimana jenazah PNF ditemukan benar pengaturan waktunya, maka ini bertolak belakang. Sebab kamera CCTV itu merekam orang terduga pembuang jenazah PNF datang membawa kardus yang diduga berisi PNF pukul 18.04.
"Saya ingat betul itu sekitar jam 18.00 sih. Belum terlalu gelap soalnya waktu dia bakar-bakar kardus," kata Supartini. Kemudian, esok harinya, saat diketahui PNF meninggal, Supartini mengaku lekas memberitahu Agus. Tapi Agus memberikan ekspresi biasa saja. "Dia hanya bilang oh saja," kata Supartini.
Lalu, seorang temannya yang ada disitu saat Supartini memberitahu Agus justru yang lebih penasaran.
Tapi kemudian Agus lekas menyela temannya yang penasaran itu.
"Dia bilang ke temannya begini, ah lo ga kenal sudah," kata Supartini menirukan ucapan Agus.
Kendati Supartini melihat ada yang aneh, namun Dia tak yakin Agus pembunuhnya PNF. Supartini mengakui memang Agus dekat dengan anak-anak kecil, tapi anak seusia SMP. Lalu Agus juga tak kenal dengan PNF.
Lalu, seorang temannya yang ada disitu saat Supartini memberitahu Agus justru yang lebih penasaran.
Tapi kemudian Agus lekas menyela temannya yang penasaran itu.
"Dia bilang ke temannya begini, ah lo ga kenal sudah," kata Supartini menirukan ucapan Agus.
Kendati Supartini melihat ada yang aneh, namun Dia tak yakin Agus pembunuhnya PNF. Supartini mengakui memang Agus dekat dengan anak-anak kecil, tapi anak seusia SMP. Lalu Agus juga tak kenal dengan PNF.
Tapi Supartini mengakui Agus memang beberapa pernah bertemu PNF. "Soalnya kan Ibunya PNF suka datang ke tempat saya. Tapi Agus ngga pernah tuh menyapa PNF. Paling dia sapa ibunya PNF saja," kata Supartini. Ketua RW 7 tempat PNF tinggal, Agus Hermansyah, mengatakan, agak aneh dengan Agus yang belum dipulangkan polisi sampai sekarang.
Padahal 4 warga lainnya yang menjalani tes DNA pada Selasa (6/10/2015) malam, sudah pulang kembali ke rumahnya hari ini, Rabu (7/10/2015). "Makanya, saya juga aneh ini dengan status Agus. Apakah sudah tersangka, atau masih saksi. Ini kan sudah 4 hari sejak dia dibawa polisi, tapi belum pulang-pulang," ucap Ketua RW 07 Agus Hermansyah.
Padahal 4 warga lainnya yang menjalani tes DNA pada Selasa (6/10/2015) malam, sudah pulang kembali ke rumahnya hari ini, Rabu (7/10/2015). "Makanya, saya juga aneh ini dengan status Agus. Apakah sudah tersangka, atau masih saksi. Ini kan sudah 4 hari sejak dia dibawa polisi, tapi belum pulang-pulang," ucap Ketua RW 07 Agus Hermansyah.
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment