Bisnis prostitusi kelas kakap terungkap ketika model majalah dewasa, Anggita Sari, ditangkap Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya setelah diduga melayani dua pria pada awal September lalu. Dari penangkapan itu, terkuak ada dua muncikari, yakni Alen Saputra dan Alfiana Tiasilsila, yang mengelola bisnis prostitusi berbasis daring bernama Princes Manajemen.
Tidak tahan terus-menerus dicecar publik, Anggita akhirnya terang-terangan mengakui bahwa dia adalah wanita berinisial AS yang masuk dalam daftar 83 nama yang didistribusikan Princes Manajemen. Ketika kasus pelacuran itu terbongkar, Anggita sempat membantah inisial yang dimaksud adalah dia.
Menurut kuasa hukumnya, Pieter Ell, pengakuan Anggita bahwa dia AS tidak serta-merta menjelaskan kliennya menjajakan diri saat tertangkap di Surabaya. "Anggi hanya mengakui bahwa dia wanita berinisial AS. Kemungkinan besar, Anggi dijebak, karena tujuan Anggi ke Surabaya bukan seperti yang diberitakan," ujar Pieter kepada Tempo, Rabu, 7 Oktober 2015.
Pieter menuturkan maksud kedatangan mantan pacar gembong bandar narkoba, Freddy Budiman, itu ke Surabaya adalah ada urusan pribadi dan tidak berhubungan dengan manajemen mana pun, termasuk manajemen artis yang menaunginya. "Urusan pribadi. Katanya kan ada produser yang mau menawarinya pekerjaan di Surabaya," ucap Pieter.
Menurut Pieter, hal ini senada dengan pernyataan Anggi melalui akun @anggitasariofficial91. Dia mengatakan, "Dengan bpk pieter ell yang sudah resmi menjadi lawyer saya, saya akan membuktikan kejanggalan drama prostitusi saya."
Sebelumnya, banyak orang bertanya bagaimana kabar Anggita setelah dikabarkan terlibat dalam skandal prostitusi berbasis daring. Anggita mengaku kapok menjadi wanita tuna susila. Pieter menegaskan, pengakuan kliennya dilakukan secara sadar dan atas kemauan sendiri. Bahkan, menurut Pieter, saat ini kondisi kliennya baik-baik saja dan tidak depresi.
Pieter menjelaskan, kliennya itu sudah berhenti menjajakan tubuhnya. Bermodal titel sarjana ekonomi, ujar Pieter, Anggita kini bekerja di suatu perusahaan swasta. "Dia lagi mengurus surat-surat untuk bekerja di kantor. Dia ingin kerja kantoran," tutur Pieter. "Dia sarjana ekonomi perguruan tinggi swasta dengan IP di atas 3."
Bisnis prostitusi kelas kakap ini terungkap ketika Anggita dibekuk Polrestabes Surabaya di sebuah hotel di Jalan Embong Malang, Surabaya, Jawa Timur, awal September 2015. Saat ditangkap, Anggita dalam keadaan teler karena pengaruh narkoba sehabis melayani dua tamu atas permintaan dua germo: Alfania dan Alen.
Saat ini kasus prostitusi dan narkoba yang menimpa Anggita masih menunggu proses persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya. Dalam kasus tersebut, Anggita masih berstatus sebagai saksi.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment