Tuesday, 13 October 2015

Ibu Pemuda Ini Mengaku Lega, "Anak Saya Terbakar di Neraka!"




komentar | baca - tulis komentar

Ibu Pemuda Ini Mengaku Lega,

"Anak saya terbakar di neraka". Ibu dari Thomas Evans, anggota jihad Inggris yang telah membakar sekolah dan membunuh orang-orang Kristen mengatakan dia lega anaknya telah mati, dan dia sekarang dia bisa lagi menyakiti orang yang tak bersalah.

Ibu ini telah menceritakan bagaimana putranya yang pemalu dan lembut telah berubah menjadi rakasa yang membunuh orang kristen dan membakar gereja.

Evans meninggalkan rumahnya di High Wycombe, Buckinghamshire pada tahun 2011 untuk berjuang bersama kelompok teror al-Shabaab di Somalia.

evans
Thomas Evans
ibu evans
Ibunda Thomas Evans

Evans  dikenal sebagai 'Binatang Putih' untuk kekejamannya di medan perang, menjadi ekstremis Inggris pertama yang dibunuh di tanah Kenya bulan Juni silam, setelah ia ditembak jatuh saat penyergapan di pangkalan militer.

Dalam sebuah wawancara dengan Richard Kerbaj untuk Sunday Times, ibunya Sally (57) mengatakan dia hancur dan lega saat membaca berita kematian putranya di Twitter, dan dia percaya bahwa putranya telah terbakar di neraka atas kejahatannya.

Sally mulai curiga ketika pada usia 14 tahun Evan mulai senang memanjangkan rambutnya hingga sebahu, mulai mendengarkan musik metal, dan mulai minum serta merokok ganja di sekolahnya.
Dia percaya transformasi putranya menjadi seorang teroris dimulai ketika ia bertemu dengan beberapa teman baru di gym. Di saat bersamaan ia putus cinta dengan kekasihnya.

Thomas telah mengubah namanya menjadi Abdul Hakim dan mulai mempermasalahkan makanan yang mereka makan, katanya itu tidak halal.

Sally berkata, "Saya menghormati haknya untuk menjadi seorang Muslim ... tapi akhirnya ia berhenti menghormati hak saya untuk menjadi sekuler dan berulang kali mengatakan kepada saudaranya dan saya kita ditakdirkan untuk neraka kecuali kita masuk Islam."

Pada tanggal 14 Juni, Sally menerima panggilan telepon dari seorang wartawan menanyakan apakah dia pernah mendengar rumor bahwa anaknya telah tewas dalam pertempuran.

Saudaranya Michael menemukan gambar di Twitter yang menunjukkan mayatnya, bersama para pejuang al-Shabaab. Sejak itu, Sally telah mendengar cerita yang tak terhitung jumlahnya dari kekejaman yang dilakukan oleh anaknya.

Seorang saksi dari tenggara Kenya menceritakan bagaimana seorang pria kulit putih dibantai seorang pria dengan pisau besar. Sally terkejut mendengar bahwa putranya mengatakan dia bahagia karena dia meninggal sebagai martir, berjuang untuk apa yang dia percayai.

Di sebuah acara yang diselenggarakan oleh kontra-terorisme, Sally mengatakan, "Bayangkan menemukan kematian anak Anda di Twitter dan anda merasa hancur serta lega pada saat yang bersamaan."
"Hancur karena anak Anda tewas setelah dicuci otaknya. Tapi lega karena kematian anak Anda berarti bahwa ia tidak bisa lagi menyakiti orang yang tidak bersalah.


Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...