Daily Mirror
Eskalasi akibat pengumuman siaga perang yang berkumandang dari Korea Utara mengakibatkan unjuk rasa besar-besaran di korea Selatan, simbol kim Jong Un dibakar demonstran, Jumat (21/8/2015).
Diktator Korea Utara (Korut), yang dinilai psikopat dan gila, Kim Jong Un mendeklarasikan siaga perang.
Pengumuman itu langsung meningkatkan tensi politik di Korea.
Kalangan penggemar K Pop di dunia, khususnya di Asia dan Indonesia, langsung bereaksi dan memasang Pray For Korea sebagai bagian kampanye mereka.
Pada umumnya, penggemar K Pop, budaya pop yang melahirkan banyak penggemar, yang kalangan artis hasil operasi bedah plastiknya berada di Korea Selatan, mereka ketakutan perang, kali ini, benar-benar terjadi.
Kim Jong Un merupakan pemimpin yang bertangan besi dan berdarah dingin, siapa saja bisa dieksekusi dengan kesalahan-kesalahan yang sepele.
Kekejaman Kim Jong Un menjadi inspirasi pembuatan sejumlah film.
Tapi, kicauan yang muncul bukan upaya untuk mencegah perang yang dianggap akan menimbulkan banyak korban di kalangan sipil di Korea Utara dan Korea Selatan (Korsel) karena pada umumnya pencinta K Pop khawatir akan kehilangan artis-artis kesayangan mereka.
Dua negara dengan paham komunis dan liberal itu memang sudah lama saling serang dan sudah memicu sejumlah pertempuran serta perang, tapi jika kali ini perang benar-benar terjadi di Korea, sejumlah kalangan menilai, itu menjadi petaka bagi dunia karena akan memicu perang dunia.
Sementara itu, Kim Myong-chol, executive director dari The Centre for North Korea-United States (US) Peace, yang bersimpati pada Kim Jong Un, yang tinggal di Jepang, sudah mewanti-wanti kalau perang nuklir bisa pecah dan memicu World War (Perang Dunia) III.
"Korut tidak pernah mau perang, tapi Korsel dan US yang mendesak, sehingga perang bisa pecah, maka kami akan hancurkan kekuatan mereka, seketika,".
KOTAK KOMENTAR
|
|
No comments:
Post a Comment