Tuesday 4 August 2015

Eugenie Patricia, Mahasiswi yang Tak Minder Jadi Sopir Go-Jek




komentar | baca - tulis komentar

Eugenie Patricia, Mahasiswi yang Tak Minder Jadi Sopir Go-Jek

Sosok wanita berparas cantik yang menjadi sopir Go-Jek , tengah ramai diperbincangkan di dunia maya. Perbincangan mengenai sosok misterius beseragam hijau itu, bahkan menjadi topik terpopuler di jejaring sosial Twitter.



Tapi kekinian, wanita cantik yang telah meluluhkan hati netizen khususnya para pria itu tak lagi misterius. Ia diketahui bernama Eugenie Patricia.



Usut demi usut, ternyata sopir cantik Go-Jek tesebut adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Jakarta.














Dalam akun Instagramnya, @eugeniepatricia,  Eugenie adalah gadis yang sering tampil fashionable dan elegan.

Selain itu, ia juga banyak berbicara di bidang creativepreneur pada lini masa Twitter. Maka tak heran jika usaha makanan yang dia kelola mendapat publikasi dari sebuah majalah dalam waktu singkat.
Belakangan, foto Eugenie tengah berpakaian lengkap khas petugas Go-Jek tersebar di media sosial. Kontan, selain banyak dikagumi, netizen juga membuat gambar meme.

Meme yang dibuat sangat beragam, salah satunya bertuliskan "Mau dianterin kemana a ? Rumah orang tua kamu apa rumah oramh orang tua aku?".

Agar Tak Dianiaya
Intimidasi dari sejumlah tukang ojek membuat sejumlah pengendara Go-Jek terasingkan. Oleh karena itu, beberapa di antara mereka berinisiatif membuat pangkalan khusus Go-Jek. "Enggak cuma yang wilayah (Jakarta) Utara aja. Kalau ada Go-Jekdari wilayah lain juga boleh kalau mau transit," ungkap salah satu pengendara Go-Jek, Misman (35).

Menurut pantauan Kompas.com, pangkalan dadakan tersebut berlokasi tidak jauh dari pusat niaga Boulevard Raya. Pangkalan yang berada di atas jembatan penghubung kecil tersebut kerap dimanfaatkan sejumlah pengendara Go-Jek untuk beristirahat sekaligus memantau orderan penumpang.

Beton sepanjang 10 meter dengan tinggi setengah meter yang ada di sana dijadikan tempat duduk bagi para pengendara. Meski demikian, tidak ada penanda khusus bahwa itu adalah pangkalan, seperti yang kerap dibuat oleh pengojek pangkalan. Beberapa pengendara ada yang berdiskusi santai, bermain handphone, hingga memantau orderan penumpang.

"Kan kami cuma transit. Sekadar melepas lelah, ngopi bentar, cabut lagi. Lagian kan kelihatan dari jauh, jaket atau helmnya. Itu doang tandanya," ujar Misman.
Menurut Misman, beberapa pengendara lain dari luar wilayah Kelapa Gading ataupun wilayah sekitar Jakarta Utara juga banyak yang ikut mangkal di sana. "Wah, banyak juga dari luar wilayah (Kelapa) Gading. Saya aja dari Cakung (Jakarta Timur). Dulu sebelum ikut Go-Jek, mangkalnya ya di Cakung," ungkapnya.

Inisiatif pangkalan transit tersebut juga direspons secara positif oleh pengendara lainnya, Sopiyan (43). Pengendara Go-Jek yang biasa mangkal di Cikoko, Jakarta Selatan, itu, mengaku cukup tertolong dengan adanya pangkalan transit atau bayangan. Menurut dia, saat harus mengantar penumpang ke beberapa tempat, teguran bahkan makian kerap terlontar dari para pengojek pangkalan.

"Saya pernah diusir waktu nurunin penumpang di dekat Stasiun Gambir, padahal jauh dari pangkalan, disamperin juga. Dikirain, saya mau mangkal di sana (Gambir)," ucapnya.
Kondisi tersebut kerap membuat dia bergerilya secara sembunyi-sembunyi saat antar jemput penumpang. Terkadang, Sopiyan nekat melepas atribut Go-Jek seperti helm dan jaket guna menghindari konflik.

"Sebetulnya enggak boleh lepas jaket. Ya tetapi mau gimana lagi, daripada bentrok. Saya sih enggak takut, cuma enggak enak aja. Kadang-kadang masih temen juga yang resek," ujar driver Go-Jekyang mengaku berpenghasilan Rp 200.000-Rp 300.000 per hari tersebut.



Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...