Wednesday, 1 July 2015

Luar Biasa, Tujuh Orang Merawat Ibu Sahabatnya Selama 11 Tahun




komentar | baca - tulis komentar

Luar Biasa, Tujuh Orang Merawat Ibu Sahabatnya Selama 11 Tahun

Ketika Sheng Ru-zhi kehilangan anaknya Zhang Kai, 11 tahun yang lalu, ia sangat terpukul, tapi dia tidak pernah sendirian.
Sahabat Zhang dari sekolah tak pernah meninggalkan Sheng, bahkan sampai hari ini.
Dilansir dari laman Shanghaiist, Selasa (30/6), ketika Zhang didiagnosis leukemia pada tahun 2001, tujuh teman terus-menerus masuk dan keluar dari rumah Zhang, merawat ibunya dan dia.
Setelah ia meninggal pada tahun 2004, Sheng mengharapkan untuk menghabiskan sisa hidupnya sendiri, berkabung untuk anaknya yang hilang. Tiga hari kemudian, pintu rumahnya berbunyi lagi.
"Saya sendirian pada waktu itu. Mereka datang ke rumah saya dan mengisinya dengan kehidupan lagi," kata Sheng.
Sheng mengatakan dia tidak pernah berpikir kunjungan ini akan terus selama 11 tahun.
Sudah bertahun-tahun berlalu, beberapa teman Zhang ini telah lulus dari universitas, dan bahkan beberapa sudah menikah dan memiliki anak.
Tetapi mereka masih terus merawat Sheng. Tak peduli seberapa jauh mereka, atau bagaimana kesibukan mereka, sahabat-sahabat ini selalu meluangkan waktu untuk melihat Sheng di Hefei.
"Mereka seperti anak saya sendiri", kata Sheng.
Selama badai salju pada tahun 2008, Li Fei, satu di antara tujuh orang tersebut, membeli bahan makanandan menyerahkannya kepada Sheng. "Di luar sangat licin, jangan keluar dari rumah. Jika bahan makanan ini tidak cukup, telepon saya dan saya akan memberikan lagi," ujar Sheng menirukan ucapan sahabat anaknya kala itu.
Li sekarang bekerja di Xinjiang, tapi ia masih mengingatkan istri dan putrinya untuk mengunjungi ibu teman tercintanya ini.
Fu Xiao-zheng, yang tinggal tepat di sudut dari rumah Sheng, mengunjunginya setiap minggu. Ketika ditanya mengapa ia masih terus merawatnya, dia rendah hati menjawab, "Itu karena saya tinggal di dekatnya dan punya waktu."
Sheng juga mengingat ketika terjadi gempa dashyat tahun 2008 lalu. Kala itu sebagian besar tentagga sudah meninggalkan gedung apartemen, tapi Sheng tetap tinggal di ruangannya dan merasa putus asa.
"Gempa sangat keras di luar sana dan aku berada di tempat tidur. Fu muncul di pintu dan berkata Ibu aku di sini. Saya pun menghabiskan malam bersama keluarga Fu di mobil," cerita Sheng.
Fu, Li dan lima orang lainnya menjadi anak baptis Sheng pada tahun 2010.
Pada 2012, ketika pemerintah mengklaim apartemen Sheng dan pindah ke sebuah gedung baru, tujuh anak baptis dia menyumbang uang untuk membantu merenovasi rumahnya.
Sheng menghabiskan tiga bulan tinggal di rumah Fu.
Kisah mengharukan ini diberitakan oleh media lokal, tapi Fu dan teman-temannya menjauh dari wartawan. Mereka bersikeras bahwa apa yang mereka lakukan bukan sesuatu yang istimewa sama sekali.
"Mengurus [Sheng] adalah tanggung jawab semua orang. Bahkan setelah 10 atau 20 tahun, kami masih akan terus merawatnya," ujarnya.



Sumber :

KOTAK KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...