Abu Bakar As-Shiddiq adalah sahabat Rosulullah yang terkenal dengan lemah lembut dan bijaksana. Beliau merupakan salah satu sahabat dari golongan “Assabiqunal Awwalun” (orang-orang yang paling dahulu memeluk agama islam). Berikut Pelangi Blog akan mengulas tentang kisah beliau memeluk islam, langsung saja, mari simak kisahnya :
Orang-orang arab pada masa jahiliyah kebanyakan memiliki profesi sebagai pedagang, salah satunya adalah Abu Bakar. Suatu ketika saat beliau berada di kota Syam untuk berdagang, di sana beliau bermimpi ketika sedang tidur. Dalam mimpi tersebut, beliau melihat matahari dan bulan yang berada di kamar beliau. Kemudian beliau memegang dan memeluk keduanya lalu menyelimuti keduanya dengan selendang beliau.
Saat terbangun dari mimpi, Abu Bakar merasakan ada sesuatu yang istimewah dalam mimpi itu yang membuat beliau penasaran. Tak kuasa menahan rasa penasaran itu, beliau segera pergi menemui seorang rohib nasrani (pendeta) untuk menanyakan arti dari mimpi aneh itu.
Setelah Abu Bakar menceritakan mimpi beliau, sang rohib bertanya “Dari mana kamu berasal ?”, beliau menjawab “Dari Kota Mekkah”. Sang rohin bertanya kembali “Dari qobilah (suku) mana ?”, beliau menjawab “Dari qobilah Bani Taim”. Sang rohib bertanya lagi “Apa pekerjaanmu ?”, beliau menjawab “Seorang pedagang”.
Kemudian sang rohib menjelaskan kepada beliau arti mimpi tersebut “Ada seorang dari qobilah Bani Hasyim yang bernama Muhammad Al-Amin (Al-Amin adalah julukan bagi Rosulullah SAW sebagai seorang yang dapat dipercaya sebelum beliau menjadi Rosul), ia adalah seorang nabi terakhir yang diutus. Jika tidak karena Muhammad, maka Allah tidak akan menciptakan langi bumi seisinya, dan Allah tidak akan menciptakan Adam, para nabi, dan para rosul lainnya. Ia adalah sayyidul anbiya’ wal mursalin sekaligus sebagai penutup dari para nabi. Dan kamu akan memeluk agamanya, menjadi pendamping baginya, dan menjadi kholifah sesudahnya. Ini adalah arti dari mimpimu”.
Sang rohib juga menambahi perkataannya “Aku telah menemui sifat-sifatnya dalam kitab Taurot, Injil, dan Zabur. Sesunggunya aku juga sudah memeluk agamanya, dan menyimpan keislamanku karena takut kepada orang-orang nasrani”.
Setelah Abu Bakar mendapati arti dari mimpi anehnya dan mengetahui sifat-sifat Rosulullah SAW, hati beliau menjadi luluh terenyuh. Tak kunjung beliau pun semakin rindu untuk berkunjung menemui Rosulullah SAW. Setelah beliau sampai di Mekkah, beliau segera mencari seseorang yang bernama Muhammad Al-Amin.
Waktu pun berjalan menghiasi indahnya persahabatan, dan semakin hari, Abu Bakar semakin akrab dengan Rosulullah SAW. Beliau sering berkunjung menemui Rosullulah SAW dan menghabiskan waktunya bersama Rosulullah SAW, ini seolah beliau tidak kuasa tanpa melihat Rosulullah SAW.
Hingga pada suatu hari, Rosulullah SAW bertanya kepada Abu Bakar “Wahai Abu Bakar, setiap hari kamu datang kepadaku dan duduk bersanding denganku, tapi mengapa kamu masih belum mau memeluk agama islam ?”. Beliau pun menjawab pertanyaan Rosulullah SAW “Jika kamu memang seorang nabi, pasti kamu memiliki mu’jizat”.
Dengan ringan, Rosulullah SAW menjawab “Apakah belum cukup bagimu mu’jizat yang kamu lihat di kota Syam, kemudian seorang rohib mengartikan mimpimu dan menceritakan keislamannya kepadamu ?”. Setelah mendengar perkataan Rosulullah, serentak Abu Bakar pun mengucapkan ikrar “Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya engkau adalah utusan Allah”.
Sejak saat Abu Bakar memeluk agama islam, beliau selalu menjadi pendamping bagi Rosulullah SAW kemanapun beliau pergi, menanggung suka dan duka bersama-sama. Abu Bakar bahkan selalu membenarkan setiap perkataan Rosulullah SAW, itulah mengapa beliau mendapatkan julukan As-Shiddiq, orang yang selalu membenarkan Rosulullah SAW”.
Demikian kisah tentang Abu Bakar As-Shiddiq memeluk agama islam, semoga dengan kisah ini, kita bisa mendapatkan inspirasi dan hati yang baru untuk lebih yakin kepada agama islam. Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan rohmat-Nya kepada Rosulullah SAW, sahabat, keluarga, dan umat beliau.
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment