Tinggal
di Mars bukan sekedar impian. Suatu hari koloni manusia akan dikirimkan
ke Planet Merah. Hawaii Space Exploration Analog and Simulation atau
Hi-Seas sedang menggarap sebuah proyek yang disponsori Badan Antariksa
Amerika Serikat (NASA). Untuk menyediakan rumah layak bagi orang Bumi
yang akan tinggal di sana.
Seperti apa rumah di Mars?
Meski
masih berupa konsep, rumah berbentuk kubah akan dilengkapi panel surya
sebagai pengumpul energi. Langit-langit yang tinggi akan membuat para
penghuni merasa nyaman di dalamnya. Dan tak ketinggalan printer 3
dimensi untuk membuat segala peralatan.
"Beberapa
orang mungkin menganggapnya mengada-ada, namun skrenario seperti itu
mungkin akan terjadi tak lama lagi di masa depan, ketika misi pertama ke
Mars diberangkatkan -- dan NASA sedang mempersiapkan keberangkatan itu
dengan melakukan studi baru di Hawaii," demikian pernyataan Hi-Seas
seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (25/10/2014).
Dua dari 3 misi yang direncanakan sudah diselesaikan. Dan yang ketiga, yang akan berlangsung selama 8 bulan, baru saja dimulai.
Misi ketiga melibatkan 6 kru yang tinggal di sebuah kubah raksasa di wilayah terpencil di Hawaii, Mauna Loa.
Di
sana, kru tinggal di kubah selebar 11 meter, dengan luas sekitar 93
meter persegi. Demikian menurut jurnalis sains Kate Greene, yang ikut
dalam proyek itu, kepada Wired.
"Kuncinya adalah membuat semua orang tetap waras di sini. Merasa tetap dikelilingi udara," kata dia.
Semua
kru harus menjalani misi di dalam kubah itu. Mereka hanya boleh keluar
menggunakan pakaian luar angkasa khusus -- seperti yang akan dipakai
para astronot Mars.
Untuk
mencegah para kru mengalami claustrophobic atau sesak di dalam tempat
tinggal mereka, kubah itu sengaja dibuat dengan langit-langit tinggi dan
bertingkat dua. Mereka juga diminta untuk berolahraga teratur agar
tetap sehat.
Dalam
proyek tersebut, juga diterapkan penundaan komunikasi 24 menit pada
para kru -- seperti yang akan terjadi dalam misi Mars di masa depan.
Di
dalam kubah itu ada 6 kamar, berbentuk mirip potongan pie, dengan
matras, kursi, dan bangku. Untuk memastikan mereka memiliki akses
perlengkapan yang cukup, disediakan printer 3D.
Suplai energi mengandalkan tenaga surya, sementara listrik dari sel bahan bakar hidrogen disiapkan sebagai cadangan.
Sebelumnya,
NASA memberikan dana US$ 1,2 juta pada program Hi-Seas untuk
melanjutkan studinya mempelakari faktor-faktor manusia yang bisa
mempengaruhi awal masa depan di Mars.
Melalui
studi ini, para peneliti akan mempelajari apa yang dihadapi manusia
dalam misi sekali jalan ke Mars. Tak ada kesempatan untuk pulang.
Riset
tersebut akan sangat berharga dalam misi nyata ke Planet Merah, yang
diperkirakan akan berlangsung di tahun dalam dua dekade mendatang.
Proyek
Mars One bertujuan mengirim empat Marstronot (sebutan untuk astronot ke
Mars) setiap dua tahun sekali, dimulai pada 2025, hingga terbentuk
koloni beranggotakan 40 orang. (Tnt)
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment