Kisah Iblis Bertemu Nabi Muhammad SAW. Ada sebuah kisah menurut hadis ketika iblis bertemu dengan Nabi Muhammad SAW.
Bagaimana ceritanya, simak kisah selengkapnya berikut ini.
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal R.A, dari Ibnu Abbas r.a. yang
berkisah:
Kami
bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana
saat itu kami ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil
dari luar, “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku
masuk, sementara kalian butuh kepadaku”.
Rasulullah
SAW bertanya kepada para jamaah, “Apakah kalian tahu, siapa yang
memanggil dari luar itu ?”. Mereka menjawab, “Tentu Alllah SWT dan
Rasul-Nya lebih tahu”.
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, “ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa melaknatnya”.
Kemudian
Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, “Ya
Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?”. Beliau,
Nabi SAW menjawab; “bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu
bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu
yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian
membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini,
maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia
ceritakan kepada kalian.”
Ibnu
Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di
tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan
buta sebelah
mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti
rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping.
Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya
memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir
kerbau.
Ia datang sambil memberi salam. “Assalamu’alaika ya Muhammad, Assalamu’alaikum ya jamaa’atal-muslimim. ” kata iblis.
Nabi SAW menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?”.
“Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa”, tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang’.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku”.
Nabi SAW menjawab, “Assalamu lillah ya la’iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?”.
“Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa”, tutur iblis.
“Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, “Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, ‘Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang’.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku”.
Rasulullah
SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis; “Jika engkau bisa
menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang
paling engkau benci?”
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?” tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT “, jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)”, tutur Iblis.
“Siapa lagi?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis.
“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?” tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas iblis.
“Lalu siapa lagi wahai iblis?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang kaya yang bersyukur”, tutur iblis.
“Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” Tanya Rasulullah SAW.
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya”, tutur iblis.
“Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?” Tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab iblis.
“Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
“Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab iblis.
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?” tanya Rasulullah SAW.
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur iblis menjelaskan.
Iblis menjawab dengan jujur, “Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”
“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?” tanya Rasulullah SAW.
“Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT “, jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang alim yang wara’ (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar,” jawab iblis.
“Siapa lagi?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)”, tutur Iblis.
“Siapa lagi?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya,” jawab iblis.
“Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?” tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar,” jelas iblis.
“Lalu siapa lagi wahai iblis?” tanya Rasulullah SAW.
“Orang kaya yang bersyukur”, tutur iblis.
“Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?” Tanya Rasulullah SAW.
“Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya”, tutur iblis.
“Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?” Tanya Rasulullah SAW.
“Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar,” jawab iblis.
“Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?” tanya Rasulullah SAW.
“Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur’an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua,” jawab iblis.
“Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?” tanya Rasulullah SAW.
“Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit,” tutur iblis menjelaskan.
“Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?” tanya Rasulullah SAW.
“Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam”, tutur iblis.
“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?” tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,” jawab iblis.
“Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya”, jawab iblis.
“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?” tanya Rasulullah SAW.
“Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali” tutur iblis.
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan”, tutur Rasulullah SAW.
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur’an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni),” tutur iblis.
“Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam”, tutur iblis.
“Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?” tanya Rasulullah SAW.
“Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya,” jawab iblis.
“Bagaimana dengan Utsman?” tanya Rasulullah SAW.
“Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya”, jawab iblis.
“Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?” tanya Rasulullah SAW.
“Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali” tutur iblis.
“Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan”, tutur Rasulullah SAW.
“Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur’an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni),” tutur iblis.
“Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?” Tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa
yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta
kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak
tahu saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari
jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada
yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan
untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk menggoda
orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah,
sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya.
Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang
yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda
orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain,
dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan
menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam
hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas,
sementara mereka tidak merasakan hal itu.
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib
(pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun,
sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit.
Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat
zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi
kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan
firman-Nya: “(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan)
setan ketika dia berkata kepada manusia : ‘Kafirlah kamu’, maka tatkala
manusia itu telah kafir ia berkata, ‘sesungguhnya aku cuci tangan
darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam”.
(QS.Al-Hasyr:16).
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya
adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku.
Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah
kekasihku.
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada
Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, “Bahwa saya akan memberi nasihat
kepada kalian berdua’. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku.
Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan
kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku.
Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir
tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar,
yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata
tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut
menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari
anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu
ucapan.
Wahai
Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda
shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka
saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya,
‘Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang
engkau lakukan’ sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat
diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya
itu akan dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya
mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan
menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya
tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.
Ketika
dalam shalatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke
kiri’. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan
tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata,
‘engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya’.
Wahai
Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya,
Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat
ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya
perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam
yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya.
Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya
kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang ruku’ saya tarik kepalanya
keatas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya turunkan sebelum imam
turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat
seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan
menyalin kepalanya dengan kepala keledai.
Kalau
dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan
meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang
shalat, karenanya ia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku
padahal ia sedang shalat.
Kalau
dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya
sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi
mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga
ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu
mendengar dan taat kepadaku.
Bagaimana
ummatmu bisa bahagia wahai Muhammad, sementara saya memerintah
orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata
kepadanya, ‘Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban
orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah’. Saya pun berkata kepada
orang yang sakit, ‘Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah
kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat
kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, ‘…dan tidak apa-apa bagi seorang
yang sedang sakit…’ (QS An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru
melakukan shalat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati
dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu
Allah dengan dimurkai.
Wahai
Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya
engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai
Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu,
sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari
Islam?”.
Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, “Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?”.
“Orang-orang yang suka makan riba”, jawab Iblis.
“Lalu siapa teman dekatmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina”, jawab Iblis.
“Siapa teman tidurmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang mabuk”, jawab Iblis.
“Siapa tamumu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Pencuri”, jawab Iblis.
“Siapa utusanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Tukang sihir”, jawab Iblis.
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang bersumpah dengan talak”, jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Iblis.
“Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?”, tanya Rasulullah SAW.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT”, jawab Iblis.
“Apa yang membuat hatimu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari”, jawab Iblis.
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”, tanya Rasulullah SAW.
“Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis.
“Apa yang menjadikan matamu buta?”, tanya Rasulullah SAW.
“Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis.
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur Iblis.
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat”, tutur Iblis.
“Siapa yang paling celaka menurut engkau?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis.
“Apa yang paling menyita pekerjaanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis
“Bagaimana cara engkau makan?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”, jawab Iblis.
“Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dibawah kuku manusia”, jawab Iblis.
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?”, Tanya Rasulullah SAW.
“Sepuluh macam”, jawab Iblis.
“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?”, tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka’. QS.Al-Isra':64
“Orang-orang yang suka makan riba”, jawab Iblis.
“Lalu siapa teman dekatmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang berzina”, jawab Iblis.
“Siapa teman tidurmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang mabuk”, jawab Iblis.
“Siapa tamumu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Pencuri”, jawab Iblis.
“Siapa utusanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Tukang sihir”, jawab Iblis.
“Apa yang menyenangkan pandangan matamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang bersumpah dengan talak”, jawab Iblis.
“Siapa kekasihmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang meninggalkan shalat Jum’at”, jawab Iblis.
“Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?”, tanya Rasulullah SAW.
“Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT”, jawab Iblis.
“Apa yang membuat hatimu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari”, jawab Iblis.
“Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?”, tanya Rasulullah SAW.
“Sedekah secara rahasia”, jawab Iblis.
“Apa yang menjadikan matamu buta?”, tanya Rasulullah SAW.
“Shalat diwaktu sahur”, jawab Iblis.
“Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Memperbanyak shalat berjamaah”, tutur Iblis.
“Siapa orang yang paling membahagiakanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang yang sengaja meninggalkan shalat”, tutur Iblis.
“Siapa yang paling celaka menurut engkau?”, tanya Rasulullah SAW.
“Orang-orang yang kikir”, jawab Iblis.
“Apa yang paling menyita pekerjaanmu?”, tanya Rasulullah SAW.
“Majelis orang-orang alim”, jawab Iblis
“Bagaimana cara engkau makan?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku”, jawab Iblis.
“Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?”, tanya Rasulullah SAW.
“Dibawah kuku manusia”, jawab Iblis.
“Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?”, Tanya Rasulullah SAW.
“Sepuluh macam”, jawab Iblis.
“Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?”, tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : “Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka’. QS.Al-Isra':64
Setiap
harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya
juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta
yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang
terkutuk.
Setiap
orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika
bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya
melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.
Begitu
pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang
tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah
SWT: ‘Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang
berjalan kaki’. (QS.Al-Isra':64
Saya
memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar
mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi
masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur’an, maka syair adalah
Al-Qur’anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah
penggilan adzanku. Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur,
maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya
memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah
menjadi teman-teman yang membantuku.
Dan
saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang
yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman
dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : ‘Sesungguhnya
pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah
sangat ingkar kepada Tuhannya’. (QS.Al-Isra':27
Rasulullah
SAW berkata kepada Iblis, “Andaikan tidak setiap apa yang engkau
ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak
akan membenarkanmu”. Lalu Iblis berkata lagi, “Wahai Muhammad, saya
memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara
mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir
melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai
kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam
sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. ‘Engkau bisa
melakukan apa saja yang kau minta’. Akhirnya saya merasa senang dan
bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih
banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam
akan mengikutiku sampai hari Kiamat”.
Iblis
melanjutkan lagi, “Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia
akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan
shalat Isya’. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur
terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.
Saya
juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang
hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya,
maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan
ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah
membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang
tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara
rahasia akan diberi seratus pahala.
Saya
punya anak lagi yang bernama Kuhyal, di mana ia bertugas mengusapi
celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan
ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya
tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka
yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya”.
Iblis
melanjutkan lagi, “Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan
yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang
mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang
yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, ‘Keluarkan
tanganmu’. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak,
lalu kelihatan nodanya”.
Iblis
melanjutkan lagi, “Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa
menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan
menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan,
tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang
masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, ‘Tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya’. Tidak akan ada lagi orang yang
shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak
untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi
engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan
engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau
tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini.
Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap
mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang
sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang
bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah
sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang
dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya”.
Rasulullah
SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : “Jikalau Tuhanmu
menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka
senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat
oleh Tuhanmu’. (QS.Hud:118-119).
Kemudian
beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : “Dan adalah
ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (QS.Al-Ahzab:38).
Lantas
Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, “Wahai Abu Murrah (iblis),
apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara
saya akan menjaminmu masuk Surga”.
Iblis
menjawab, “Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun
telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat
nanti. Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para
Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan
mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan
orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah mahluk
yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya
beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya “.
Segala
Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Zhahir dan Bathin
Dan semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang
Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan
dan para Nabi.
Semoga
bermanfaat buat kita semua, para pengikut Rasulullah SAW, manusia
pilihan, tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga. Semoga pula
kita diberikan-Nya kemampuan dan ketebalan Iman untuk mengiktu Al-Qur’an
& Al-Hadits, kemudian dihari berbangkit nanti oleh Allah SWT, kita
digolongkan didalam barisan dan kelompoknya Nabi Muhammad SAW. Aamiin.
Akhirul kalam, afwan jika ada kekeliruan dan apabila menjadikan kurang
berkenan.
Sumber :
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment