Segala informasi yang beredar di internet bisa menyebar kepada siapapun di dunia ini dengan sangat cepat. Sekali sebuah kabar beredar di internet, akan sulit untuk menghapusnya karena kita tidak tahu siapa saja yang telah menyimpan informasi berikut. Hal inilah yang membuat internet shaming menjadi hal yang sangat sering terjadi di dunia maya.
Internet shaming adalah melakukan penghinaan kepada seseorang dan mempermalukan mereka melalui internet. Berpikirlah beberapa kali sebelum kamu menghina seseorang di internet karena ini sebenarnya bisa merusak kehidupan seseorang. Berikut ini beberapa orang yang kehilangan hidupnya gara-gara internet shaming.
1. Gadis yang tidak mau membersihkan kotoran anjingnya
Pada 5 Juni 2005, seorang gadis naik kereta api bawah tanah di Seoul, Korea Selatan dengan seekor anjingnya. Di perjalanan, anjing kecil tersebut buang kotoran, namun si gadis tidak mau membersihakn kotoran tersebut. Padahal seharusnya, jika seekor anjing buang kotoran di tempat umum, maka pemiliknya harus membersihkannya. Penumpang lainnya berusaha mengingatkannya tapi ia justru marah-marah.
Seseorang memotret gadis tersebut dan menceritakan setiap detail informasi tentang kejadian tersebut ke berbagai forum internet yang terkenal. Hanya dalam beberapa jam, segala informasi pribadi tentang gadis tersebut tersebar luas di dunia maya. Orang-orang menghinanya dan bahkan mengirimi surat yang berisi pesan kekesalan atas tingkahnya ke website pribadinya. Karena merasa malu dan tertekan, ia akhirnya mengundurkan diri dari Universitas.
2. Taylor Chapman
8 Juni 2013, seorang gadis berusia 27 tahun, Taylor Chapman mengunjungi Dunkin’ Donuts di Ocala Florida dengan membawa iPhone-nya. Ia merekam setiap kejadian saat ia marah-marah ke dua pegawai Dunkin’ Donuts di sana. Ia marah karena menurutnya, pada malam hari sebelumnya ia pergi ke sana dan tidak mendapatkan bon. Menurut peraturan Dunkin’ Donuts, ia bisa mendapatkan makanan gratis karena hal itu.
Namun rupanya Taylor tidak berhenti sampai di situ saja, ia terus saja marah-marah dan bahkan menghina para pegawai dengan hinaan rasis dan seksual. Taylor kemudian meng-upload sendiri video tersebuk di akun Facebooknya. Siapa sangka video tersebut menjadi viral dan netizen meninggalkan komentar kejam padanya. Tidak hanya itu saja, ia juga kehilangan pekerjaanya sebagai juru bicara PR dan harus mengganti nomor teleponnya karena orang-orang juga mulai mengancamnya lewat telepon. Ia kemudian juga menghapus akun sosmed miliknya karena banyaknya pelecehan yang ia terima lewat internet.
3. Paul Christoforo
Bekerja di bidang pelayanan yang harus melayani pelanggan terkadang memang bukan hal yang mudah. Apalagi jika pelanggan tersebut komplain tentang sesuatu hal. Meski begitu sebagai seorang yang bekerja di bidang pelayanan tetap harus bersikap ramah dan mengatasi komplain dengan tetap tenang. Paul Christoforo gagal melakukan hal ini saat ia merespon seorang pelanggan, Dave yang sebenarnya sudah bertanya dengan cara yang sopan. Dave bertanya tentang pesanannya yang belum datang, tapi Paul justru menjawab dengan kasar dan mengejek Dave.
Akhirnya Dave mulai melibatkan beberapa alamat email dari perusahaan game lain dan keadaan semakin aneh karena Paul mengaku-ngaku kenal dengan orang-orang dari perusahaan yang dilibatkan oleh Dave. Akhirnya, gara-gara semua perhatian yang didapat gara-gara masalah ini, website Ocean Marketing tempat Paul bekerja mengalami crash dan ia dibanjiri pesan ancaman dan hinaan di twitter. Ia akhirnya dipecat dari pekerjaannya karena masalah ini. Paul kemudian meminta maaf pada Dave dan Krahulik serta meminta mereka menghentikan serangan tersebut. Namun hal ini tidak mungkin, karena sekali informasi tersebar di internet, maka akan sulit untuk dihapus.
4. Adria Richards
17 Maret 2013, Adria Richards menghadiri konferensi programming komputer. Di belakangnya, dua orang pria bercanda yang menurutnya tidak pantas dan bersifat seksual. Setelah mendengar candaan mereka, Adria berbalik, memotret mereka, kemudian membuat tweet dengan foto mereka yang berisi kritik tentang mereka.Kedua orang tersebut kemudian segera minta maaf dan menjelaskan bahwa kalimat yang ia katakan sebenarnya bukan seksual, apa yang ia maksud sebagai, “forking the repo” sebenarnya adalah pujian bagi yang sedang presentasi.
Akhirnya, salah seorang pria diketahui identitasnya dan ia dipecat sedangkan pria lainnya tidak. Pria tersebut kemudian memposting di twitter bahwa ia minta maaf dan mengatakan bagaimana ia telah dipecat padahal ia punya tiga anak. Banyak orang kemudian bersimpati pada pria tersebut dan Adria mulai diteror oleh pesan-pesan kejam. Tidak hanya itu saja, SendGrid tempat ia bekerja kemudian diserang oleh hacker dan mereka bilang jika Adria tidak dipecat, serangan akan terus dilakukan. Akhirnya Adria pun dipecat.
5. Justine Sacco
Desember 2013, Justine Sacco yang saat itu berusia 30 tahun berlibur ke Afrika Selatan untuk menemui keluarganya. Parahnya, sebelum ia berangkat, ia menuliskan tweet yang bersifat sangat rasis. Ketika Sacco naik pesawat, ia tidak sadar bahwa tweetnya telah menjadi viral. Banyak orang merespon tweetnya tersebut dan hashtag #HasJustineLandedYet muncul dan membuat berita tentang dirinya tersebar dengan cepat dan luas.
Begitu ia mendarat, ia sangat terkejut saat menyalakan smartphonenya karena ternyata tweet tersebut menjadi viral. 10.000 netizen merespon tweetnya dan banyak diantara mereka mengatakan ia harus dipecat dari pekerjaannya. Beberapa orang bahkan mengancam akan membunuhnya. Ia langsung menghapus tweetnya dan akun sosial medianya. IAC tempat ia bekerja langsung memecatnya. Keluarganya di Afrika Selatan yang merupakan pendukung Nelson Mandela mengatakan bahwa ia hampir menodai seluruh keluarga. Sejak saat itu, ia kesulitan mendapatkan pasangan karena setiap orang yang berencana kencan dengannya akan mencari di Google tentang namanya dan kini nama Sacco telah identik dengan tweet rasis di internet.
6. Lindsey Stone
Lindsey Stone dan temannya Jamie sedang berkunjung ke Arlington National Cemetery, sebuah makam nasional. Di salah satu makam tentara yang tidak teridentifikasi terdapat tanda bertuliskan “Silence dan Respect”. Jamie kemudian mengambil foto Lindsey yang saat itu berusia 30 tahun yang berpura-pura berteriak dan mengacungkan jari tengahnya. Atas persetujuan Lindsey, Jamie mengupload foto tersebut di Facebook dan men-tag dirinya.
Pada awalnya beberapa orang berkomentar bahwa foto tersebut tidak sopan, Jamie bertanya apakah ia harus menghapus foto tersebut, namun Stone bilang tidak karena itu adalah bagian dari bercandaan mereka saja. Menurutnya, dalam beberapa hari orang juga akan lupa. Tapi ternyata ia salah. Empat minggu kemudian semua menjadi viral dan sebuah Facebook page yang memintanya dipecat di-like oleh 30.000 orang. Selain itu, muncul juga sebuah petisi dengan 3.000 tanda tangan yang meminta hal yang sama. Ancaman membunuh dan perkosaan muncul menghantui Lindsey di berbagai sosial media yang ia miliki. Ia langsung dipecat dari pekerjaannya. Tidak hanya itu saja, ia juga mengalami depresi parah dan tidak meninggalkan rumahnya selama satu tahun.
Beberapa kasus di atas membuktikan bahwa apapun yang kamu posting di internet akan berada di sana selamanya. Itulah mengapa kamu harus berhati-hati dengan apa yang kamu tulis di internet. Tidak hanya itu saja, pikirkan baik-baik sebelum kamu mulai menghina seseorang lewat internet. Karena bisa saja tulisanmu tersebut menghancurkan hidup seseorang.
KOTAK KOMENTAR
|
No comments:
Post a Comment